Pada minggu ini saya akan melanjutkan meringkas dengan materi “Teori Ekonomi Biaya Transaksi”. Salah satu alat analisis yang populer dalam ilmu ekonomi keIembagaan adalah ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics). Alat analisis ini sering digunakan untuk mengukur efisien tidaknya desain kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi (transaksi), berarti kian tidak efisien kelembagaan yang didesain, demikian sebaliknya. Meskipun begitu alat analisis ini dalam operasionalisasi masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut dapat dipilah dalam tiga level. Pertama, secara teoretis masih belum terungkap secara tepat definisi dan biaya transaksi itu sendiri. Dengan belum adanya makna yang definitif berarti masih timbul cara pandang yang berlainan antar ahli ekonomi kelembagaan. Kedua, setiap kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik sehingga variabel dan biaya transaksi juga berlaku secara khusus. Tanpa ada definisi yang jelas tentang biaya transaksi menyebabkan kesulitan untuk merumuskan variabel-variabelnya. Ketiga, meskipun definisi dan vaniabel sudah dapat dirumuskan dengan baik dan jelas, masalah yang muncul adalah bagaimana mengukurnya. Pengukuran ini merupakan isu yang sangat strategis karena akan menuntun kepada akurasi sebuah analisis kelembagaan, terutama untuk melihat efisiensinya.
Definisi dan Makna Biaya Transaksi
Pandangan
Neoklasik menganggap pasar berjalan secara sempurna tanpa biaya apapun karena
pembeli memiliki informasi yang sempurna dan penjual saling berkompetisi
sehingga menghasilkan harga yang rendah. Pada Kenyataannya, Informasi,
kompetisi, sistem kontrak, dan proses jual beli bisa sangat asimetris. Inilah
yang menimbulkan biaya transaksi, yang sekaligus bisa didefinisikan sebagai
biaya untuk melakukan proses negosiasi, pengukuran, dan pemaksaan pertukaran.
Singkatnya, Teori Biaya Transaksi menggunakan transaksi sebagai basis unit
analisis, Sedangkan teori Neokasik memakai produk sebagai dasar unit analisis.
Teori coase
mendemonstrasikan bahwa inefesiensi dalam ekonomi neoklasik bisa terjadi bukan
hanya karena Struktur pasar yang tidak sempurna atau penjelasan standar
lainnya, melainkan karena adanya kehadiran secara implisit biaya transaksi. North
mendefinisikan biaya transaksi sebagai ongkos untuk menspesifikasi dan
memaksakan kontrak yang mendasari pertukaran, sehingga dengan
sendirinyamencakup semua biaya organisasi politik dan ekonomi yang memungkinkan
kegiatan ekonomi mengutip laba dari perdagangan. Ringkasnya, Biaya Transaksi
adalah ongkos untuk melakukan negosiasi, mengukur, dan memaksakan pertukaran.
Biaya Transaksi dapat juga diartikan untuk memasukkan tiga kategori yang lebih
luas: 1) Biaya Pencarian dan Informasi; 2) Biaya Negosiasi dan keputusan
untuk mengeksekusi kontrak; dan 3) Biaya Pengawasan, pemaksaan, dan pelaksanaan .
Rasionalitas Terbatas dan Perilaku Oportunistik
Rasionalitas terbatas sendiri
meujuk pada tingkat dan batas kesanggupan individu untuk
menerima,menyimpan,mencari kembali,dan memproses informasi tanpa kesalahan
(Williamson, 1973:317). Konsep ini didasarkan pada dua prinsip :
1. Individu
atau kelompok yang terdiri atas beberapa individu, memiliki batas-batas
kemampuan untuk memproes dan menggunakan informasi yang tersedia.
2. Tidak
mungkin menyatakan bahwa semua negara di dunia dan semua hubungan sebab akibat
yang relevan dapat diidentifikasi dengan bersandarkan pada kejadian sebelumnya.
Sedangkan perilaku opportunitis adalah
upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktik yang tidak jujur dalam
kegiatan transaksi. Namun, laba yang didapat dari keuntungan yang bersifat
keunggulan produktif (misalnya lokasi
yang unik atau keterampilan yang berbeda) tidak dianggap sebagai sikap
opportunitis (Williamson,1973 : 317). Lebih dalam lagi, North (1990b:27)
menolak asumsi adanya informasi sempurna dan pertukaran tanpa biaya (costless
exchange) yang dibuat oleh model pasar persaingan sempurna. Sebaliknya, dia
melihat adanya biaya transaksi dalam pertukaran akibat adanya informasi
yang tidak sempurna.
North menyatakan bahwa biaya mencari
informasi merupakan kunci dari biaya transaksi, yang terdiri atas biaya untuk
mengerjakan pengukuran kelengkapan-kelengkapan (attributes) yang
dipertukakan dan ongkos untuk melindungi hak-hak kepemilikan dan menegakkan
kesepakatan. Oleh karena itu, agar pertukaran atau perdagangan dapat terjadi
dengan biaya transaksi yang murah, masing-masing pelaku ekonomi harus
mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong kegiatan kontrak (Poulton,et,al.,1998:12). Dengan begitu faktor yang
penting dalam mempengaruhi besarnya biaya transaksi adalah sifat hak-hak
kepemilikan didalam masyarakat.
Biaya Transaksi dan Efesiensi Ekonomi
North
berargumentasi bahwa dalam komunitas pedesaan di negara sedang berkembang,
biaya transaksi biasanya rendah. Hal ini bisa terjadi karena kedekatan hubungan
dalam komunitas sehingga informasi tentang aktivitas-aktivitas dalam komunitas
individu terjadi secara luas dan bebas. Sementara itu, Struktur Sosial
memberikan mekanisme yang sangat penting bagi penegakan kesepakatan dan memberikan resolusi apabila ad konflik
diantara anggota komunitas.
Agar kegiatan ekonomi terus
berlanjut dan dalam jangkauan yang lebih luas, masyarakat harus
berdagang dengan orang lain diluar komunitasnya. Semakin kompleks dan
impersional jaringan perdagangan, kian tinggi biaya transaksi yang muncul.
Selanjutnya, jika biaya transaksi terlalu tinggi, maka perdagangan tidak akan
terjadi dan ekonomi menjadi stagnan. Oleh karena itu tantangan pembangunan ekonomi
adalah untuk mengurangi biaya transaksi pada saat melakukan perdagangan yang
semakin kompleks. Ini akan tercapai bila desain pembangunan kelembagaan yang
dibuat memang mendukung kegiatan perdagangan,yakni melalui penyediaan
informasi,melindungi hak kepemilikan, dan menyiapkan mekanisme yang efektif. Besaran biaya
transaksi dapat terjadi karena adanya penyimpangan dalam wujud:
1. Penyimpangan
atas lemahnya jaminan hak kepemilikan.
2. Penyimpangan
pengukuran atas tugas yang kompleks (multiple-task) dan prinsip yang beragam.
3. Penyimpangan
intertemporal, yang dapat berbentuk kontrak yang timpang, responsivitas waktu
nyata (real time), ketersembunyian informasi yang panjang, penyalahgunaan
strategis.
4. Penyimpangan
yang muncul karena kelemahan dalam kebijakan kelembagaan yang
berhubungan dengan pembangunan dan reformasi ekonomi.
5. Kelemahan
integritas.
Determinan dan Variabel Biaya Transaksi
Isu utama dalam biaya
transaksi adalah pengukuran. Meskipun berbagai studi empiris telah dilakukan,
beberapa kerancuan definisi masih ada dan hasil yang diperoleh tidak selalu
memuaskan semua pihak. Beberapa studi tersebut, misalnya, dikerjakan oleh
Wallis dan North yang benusaha unruk memisahkan biaya transaksi, yang dipahami
sebagai biaya sektortransaksi (transaction sector dalam perekonomian di Amerika,
di mana biaya transaksi itu tidak tergambarkan secara langsung dalam transaksi
nasional. Demzets juga melakukan pengukuran langsung dan mempekirakan biaya transaksi
dengan menggunakan pasar keuangan yang terorganisasi dengan mempertimbangkan
perbedaan antara tingkat penjualan dan pembelian apabila dengan menambahkan
biaya untuk broker (broker fee). Sebaliknya, Williamson menggunakan metode
pengukuran secara tidak langsung. Dia memfokuskan pada hubungan khusus antara
investasi spesifik (misalnya dalam bentuk kontrak yang telah disepakati)
sebagai pengukuran biaya transaksi. Ide utamanya adalahsifat struktur keIembagaan
(dan hak-hak kepemilikan) sangat mempengaruhi level biaya transaksi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi dapat dikelompokkan dalam tiga Hal
berikut:
1) What
: The Identify of Bundle Rights. Hak-hak atau komoditas memiliki banyak atribut yang nilai, pengukuran,kebijakan
,dan pemaksaanya beragam dari satu jenis dengan tipe yang lain.
2) Who
: To identify agents involved in the exchanges. Ini erat dengan faktor-faktor
manusia yang muncul dalam asumsi wiliamson yakni rasionalitas terbatas , batas-batas bahasa, oprtunisme, dan kurangnya informasi.
3) How
: The Institutions, Technical and Social, governing the exchange and how to
organize the exchanges. Dalam Hal ini pasar diandaikan sebagai kelembagaan
untuk memfasilitasi proses pertukaran yang keberadaanya dibutuhkan untuk
mengurangi biaya pertukaran, sedangkan perusahaan juga dapat dianggap sebagai
kelembagaan yang memfasilitasi pertukaran yang saling menguntungkan.
Setidaknya terdapat empat determinan penting dari biaya transaksi sebgai
unit analisis :
1) Apa
yang disebut atribut perilaku dari setiap pelaku ekonomi (behavioral attributes
of factors).
2)
Sifat
yang berkenaan dengan atribut dari transaksi, yaitu spesifitas
aset,ketidakpastian, dan frekuensi.
3) Hal-hal
yang berkaitan dengan struktur kelola kegiatan ekonomi yaitu pasr, hybrid,
hierarki, pengadilan,regulasi, birokrasi publik.
4) Faktor
yang berhubungan dengan aspek lingkungan kelembagaab yakni hukum kepemilikan ,
kontrak ,dan budaya.
Daftar Pustaka
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan: Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta