Biaya transaksi adalah
sisi lain atau pendekatan lain yang digunakan untuk menjelaskan aspek ekonomi
dari kelembagaan (Black, 2002). Biaya transaksi mempertimbangkan manfaat dalam
melakukan transaksi di dalam organisasi dan antara aktor (organisasi) yang
berbeda dengan menggunakan mekanisme pasar. Jadi pada intinya, Ekonomi
Kelembagaan adalah ekonomi yang menekankan pada hak kepemilikan. Perekonomian
dikembangkan oleh individu atau kelompok yang memiliki sarana atau faktor
produksi. Sehingga mereka memiliki keleluasaan atau wewenang untuk mengatur dan
berperan dalam sektor perekonomian serta pengembangannya.
Adanya aliran Ekonomi Kelembagaan merupakan
reaksi dari ketidakpuasan terhadap
aliran Neoklasik, yang merupakan lanjutan dari aliran ekonomi Klasik. Menurut
Hasibuan (2003) inti pokok aliran ekonomi Kelembagaan adalah melihat ilmu ekonomi
dengan satu kesatuan ilmu sosial, seperti psikologi, sosiologi, politik, antropologi,
sejarah, dan hukum. Mereka merangkum hal tersebut dalam analisis ekonomi, namun
demikian di antara mereka masih mempunyai ragam dan variasi pandangan. Pada
garis besarnya mereka menentang pasar bebas atau persaingan bebas dan motif
laba maksimal. Landreth dan Colander (1994) membagi para tokoh ekonomi Aliran
Kelembagaan dalam tiga golongan, yaitu tradisional, quasi dan neo.
Yustika (2006) membagi aliran kelembagaan kedalam ilmu ekonomi Kelembagaan lama
(old institutional economics) dan ilmu ekonomi Kelembagaan baru (new institutional
economics). Kombinasi dari kedua pandangan tersebut yaitu:
1. Aliran
Kelembagaan Lama (old
institutional economics)
Kritik Veblen sangat tajam terhadap
ilmu ekonomi ortodoks, dimana definisi dari ekonomi ortodoks adalah pemikiran ekonomi
yang menggunakan dan melanjutkan ekonomi Klasik, seperti persaingan bebas,
persaingan sempurna, manusia adalah rasional, motivasi memaksimalkan kepuasan
dan meminimalkan pengorbanan ekonomi. Sebaliknya, ekonomi heterodoks melihat
perilaku variabel ekonomi dalam lingkungan yang lebih luas, seperti
penjelasan-penjelasan yang diberikan aliran sejarah di Jerman dan begitu pula aliran
ekonomi kelembagaan yang muncul di Amerika Serikat (Landreth dan Colander, 1994;
Brue, 2000; dan Hasibuan, 2003).
Menurut Veblen teori ekonomi ortodoks
merupakan teori teologi, oleh karena akhir cerita telah ditentukan dari awal.
Misalnya, keseimbangan jangka panjang itu tidak pernah dibuktikan, tetapi telah
ditentukan walaupun ceritanya belum dimulai. Ilmu ekonomi menurutnya bukan
hanya mempelajari tingkat harga, alokasi sumber-sumber tetapi justru mempelajari
faktor-faktor yang dianggap tetap.
2. Aliran Quasi Kelembagaan
Salah satu dari tokoh aliran ini
adalah Joseph Schumpeter. Pemikiran Schumpeter mengacu kepada ekonomi jangka
panjang, yang terlihat dalam analisisnya baik mengenai terjadinya inovasi komoditi
baru, maupun dalam menjelaskan terjadinya siklus ekonomi. Keseimbangan ekonomi
yang statis dan stasioner seperti konsep kaum ortodoks mengalami gangguan dengan
adanya inovasi. Meskipun demikian, gangguan tersebut dalam rangka berusaha mencari
keseimbangan yang baru. Inovasi bisa tidak berlanjut kalau kaum wiraswasta telah
terjebak dalam persoalan-persoalan yang sifatnya rutin. Meskipun Schumpeter
kadang-kadang masih menggunakan beberapa asumsi ekonomi ortodoks, akan tetapi
juga memasukkan aspek dinamik dengan mengkaji terjadinya fluktuasi ekonomi
dimana terjadi resesi, depresi, penyembuhan (recovery) dan berada puncak
(boom).
Invensi dan inovasi merupakan kreativitas
dalam pembangunan, tetapi dapat terkandung sifat destruktif. Jadi dengan
inovasi tersebut keseimbangan yang statis terganggu, oleh karena arus uang meningkat
dan tingkat harga juga meningkat. Sebaliknya terjadi pula kontraksi bila barang-barang
baru itu melimpah di pasar, sedangkan kredit harus dibayar, sehingga tahap
resesi akan terjadi seperti telah dikemukakan oleh Micthell. Meskipun begitu, keseimbangan
baru dapat terjadi lagi tetapi tidak dalam kondisi semula. Posisi keseimbangan baru
berada dalam titik keadaan yang lebih besar karena telah terjadi pertumbuhan ekonomi.
3. Aliran Kelembagaan Baru (new institutional
economics)
Aliran Ekonomi Kelembagaan Baru (New
Intstitutional Economics disingkat NIE) dimulai pada tahun-tahun
1930-an dengan ide dari penulis yang berbeda-beda. Menurut Yustika (2006), pada
tahun-tahun terakhir ini terjadi kesamaan ide yang mereka usung itu kemudian
dipertimbangkan menjadi satu payung yang bernama NIE. Secara garis besar, NIE
sendiri merupakan upaya perlawanan terhadap dan sekaligus pengembangan ide
ekonomi Neoklasik, meskipun tetap saja dapat terpengaruh oleh ideologi dan politik
yang pada pada masing-masing para pemikir.
Ronald Coase yang memperoleh hadiah Nobel
Ekonomi pada tahun 1991 dan merupakan salah satu peletak dasar NIE, mengembangkan
gagasannya tentang organisasi ekonomi untuk mengimbangi gagasan intelektual
kebijakan kompetisi dan regulasi industri Amerika Serikat pada tahun 1960-an, yang
menganggap semua itu dapat dicapai oleh kebebasan ekonomi dan kewirausahaan. Meskipun
begitu, NIE bisa begitu menarik bagi sebagian pemikir kiri (left-wing
thinkers), yaitu mereka yang merasa NIE dapat menyediakan dasar intelektual
(teoritis) untuk melunturkan dominasi aliran Neoklasik atau aliran sejenisnya
yang bertumpu kepada keberadaan pasar bebas.
Daftar
Pustaka
Santosa, Purbayu Budi. 2008. Relevansi dan Aplikasi Aliran Ekonomi Kelembagaan. Vol. 9, No. 1, Juni: 46 - 60
Yustika,
Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan:
Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta
#TUGAS1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar