Jumat, 30 September 2016

Teori Ekonomi Biaya Transaksi


Pada minggu ini saya akan melanjutkan meringkas dengan materi “Teori Ekonomi Biaya Transaksi”. Salah satu alat analisis yang populer dalam ilmu ekonomi keIembagaan adalah ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics). Alat analisis ini sering digunakan untuk mengukur efisien tidaknya desain kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi (transaksi), berarti kian tidak efisien kelembagaan yang didesain, demikian sebaliknya. Meskipun begitu alat analisis ini dalam operasionalisasi masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut dapat dipilah dalam tiga level. Pertama, secara teoretis masih belum terungkap secara tepat definisi dan biaya transaksi itu sendiri. Dengan belum adanya makna yang definitif berarti masih timbul cara pandang yang berlainan antar ahli ekonomi kelembagaan. Kedua, setiap kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik sehingga variabel dan biaya transaksi juga berlaku secara khusus. Tanpa ada definisi yang jelas tentang biaya transaksi menyebabkan kesulitan untuk merumuskan variabel-variabelnya. Ketiga, meskipun definisi dan vaniabel sudah dapat dirumuskan dengan baik dan jelas, masalah yang muncul adalah bagaimana mengukurnya. Pengukuran ini merupakan isu yang sangat strategis karena akan menuntun kepada akurasi sebuah analisis kelembagaan, terutama untuk melihat efisiensinya.

Definisi dan Makna Biaya Transaksi
Pandangan Neoklasik menganggap pasar berjalan secara sempurna tanpa biaya apapun karena pembeli memiliki informasi yang sempurna dan penjual saling berkompetisi sehingga menghasilkan harga yang rendah. Pada Kenyataannya, Informasi, kompetisi, sistem kontrak, dan proses jual beli bisa sangat asimetris. Inilah yang menimbulkan biaya transaksi, yang sekaligus bisa didefinisikan sebagai biaya untuk melakukan proses negosiasi, pengukuran, dan pemaksaan pertukaran. Singkatnya, Teori Biaya Transaksi menggunakan transaksi sebagai basis unit analisis, Sedangkan teori Neokasik memakai produk sebagai dasar unit analisis.
Teori coase mendemonstrasikan bahwa inefesiensi dalam ekonomi neoklasik bisa terjadi bukan hanya karena Struktur pasar yang tidak sempurna atau penjelasan standar lainnya, melainkan karena adanya kehadiran secara implisit biaya transaksi. North mendefinisikan biaya transaksi sebagai ongkos untuk menspesifikasi dan memaksakan kontrak yang mendasari pertukaran, sehingga dengan sendirinyamencakup semua biaya organisasi politik dan ekonomi yang memungkinkan kegiatan ekonomi mengutip laba dari perdagangan. Ringkasnya, Biaya Transaksi adalah ongkos untuk melakukan negosiasi, mengukur, dan memaksakan pertukaran. Biaya Transaksi dapat juga diartikan untuk memasukkan tiga kategori yang lebih luas: 1) Biaya Pencarian dan Informasi; 2) Biaya Negosiasi dan keputusan untuk mengeksekusi kontrak; dan 3) Biaya Pengawasan, pemaksaan, dan pelaksanaan .

Rasionalitas Terbatas dan Perilaku Oportunistik
Rasionalitas terbatas sendiri meujuk pada tingkat dan batas kesanggupan individu untuk menerima,menyimpan,mencari kembali,dan memproses informasi tanpa kesalahan (Williamson, 1973:317). Konsep ini didasarkan pada dua prinsip :
1.   Individu atau kelompok yang terdiri atas beberapa individu, memiliki batas-batas kemampuan untuk memproes dan menggunakan informasi yang tersedia.
2.     Tidak mungkin menyatakan bahwa semua negara di dunia dan semua hubungan sebab akibat yang relevan dapat diidentifikasi dengan bersandarkan pada kejadian sebelumnya.
Sedangkan perilaku opportunitis adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktik yang tidak jujur dalam kegiatan transaksi. Namun, laba yang didapat dari keuntungan yang bersifat keunggulan produktif (misalnya lokasi yang unik atau keterampilan yang berbeda) tidak dianggap sebagai  sikap opportunitis (Williamson,1973 : 317). Lebih dalam lagi, North (1990b:27) menolak asumsi adanya informasi sempurna dan pertukaran tanpa biaya (costless exchange) yang dibuat oleh model pasar persaingan sempurna. Sebaliknya, dia melihat adanya biaya transaksi dalam pertukaran akibat adanya  informasi yang tidak sempurna.
North menyatakan bahwa biaya mencari informasi merupakan kunci dari biaya transaksi, yang terdiri atas biaya untuk mengerjakan pengukuran kelengkapan-kelengkapan (attributes) yang dipertukakan dan ongkos untuk melindungi hak-hak kepemilikan dan menegakkan kesepakatan. Oleh karena itu, agar pertukaran atau perdagangan dapat terjadi dengan biaya transaksi yang murah, masing-masing pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong kegiatan kontrak (Poulton,et,al.,1998:12). Dengan begitu faktor yang penting dalam mempengaruhi besarnya biaya transaksi adalah sifat hak-hak kepemilikan didalam masyarakat.

Biaya Transaksi dan Efesiensi Ekonomi
North berargumentasi bahwa dalam komunitas pedesaan di negara sedang berkembang, biaya transaksi biasanya rendah. Hal ini bisa terjadi karena kedekatan hubungan dalam komunitas sehingga informasi tentang aktivitas-aktivitas dalam komunitas individu terjadi secara luas dan bebas. Sementara itu, Struktur Sosial memberikan mekanisme yang sangat penting bagi penegakan kesepakatan dan  memberikan resolusi apabila ad konflik diantara anggota komunitas.
Agar kegiatan  ekonomi terus berlanjut dan dalam jangkauan yang lebih luas, masyarakat harus berdagang dengan orang lain diluar komunitasnya. Semakin kompleks dan impersional jaringan perdagangan, kian tinggi biaya transaksi yang muncul. Selanjutnya, jika biaya transaksi terlalu tinggi, maka perdagangan tidak akan terjadi dan ekonomi menjadi stagnan. Oleh karena itu tantangan pembangunan ekonomi adalah untuk mengurangi biaya transaksi pada saat melakukan perdagangan yang semakin kompleks. Ini akan tercapai bila desain pembangunan kelembagaan yang dibuat memang mendukung kegiatan perdagangan,yakni melalui penyediaan informasi,melindungi hak kepemilikan, dan menyiapkan mekanisme yang efektif.  Besaran biaya transaksi dapat terjadi karena adanya penyimpangan dalam wujud:
1.      Penyimpangan atas lemahnya jaminan hak kepemilikan.
2.   Penyimpangan pengukuran atas tugas yang kompleks (multiple-task) dan prinsip yang beragam.
3.     Penyimpangan intertemporal, yang dapat berbentuk kontrak yang timpang, responsivitas waktu nyata (real time), ketersembunyian informasi yang panjang, penyalahgunaan strategis.
4.   Penyimpangan yang muncul karena kelemahan dalam kebijakan kelembagaan  yang berhubungan dengan pembangunan dan reformasi ekonomi.
5.      Kelemahan integritas.

Determinan dan Variabel Biaya Transaksi
Isu utama dalam biaya transaksi adalah pengukuran. Meskipun berbagai studi empiris telah dilakukan, beberapa kerancuan definisi masih ada dan hasil yang diperoleh tidak selalu memuaskan semua pihak. Beberapa studi tersebut, misalnya, dikerjakan oleh Wallis dan North yang benusaha unruk memisahkan biaya transaksi, yang dipahami sebagai biaya sektortransaksi (transaction sector dalam perekonomian di Amerika, di mana biaya transaksi itu tidak tergambarkan secara langsung dalam transaksi nasional. Demzets juga melakukan pengukuran langsung dan mempekirakan biaya transaksi dengan menggunakan pasar keuangan yang terorganisasi dengan mempertimbangkan perbedaan antara tingkat penjualan dan pembelian apabila dengan menambahkan biaya untuk broker (broker fee). Sebaliknya, Williamson menggunakan metode pengukuran secara tidak langsung. Dia memfokuskan pada hubungan khusus antara investasi spesifik (misalnya dalam bentuk kontrak yang telah disepakati) sebagai pengukuran biaya transaksi. Ide utamanya adalahsifat struktur keIembagaan (dan hak-hak kepemilikan) sangat mempengaruhi level biaya transaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi dapat dikelompokkan dalam tiga Hal berikut:
1)           What : The Identify of  Bundle Rights. Hak-hak atau komoditas memiliki banyak atribut yang nilai, pengukuran,kebijakan ,dan pemaksaanya beragam dari satu jenis dengan tipe yang lain.
2)         Who : To identify agents involved in the exchanges. Ini erat dengan faktor-faktor manusia yang muncul dalam asumsi wiliamson yakni rasionalitas terbatas , batas-batas bahasa, oprtunisme, dan kurangnya informasi.
3)        How : The Institutions, Technical and Social, governing the exchange and how to organize the exchanges. Dalam Hal ini pasar diandaikan sebagai kelembagaan untuk memfasilitasi proses pertukaran yang keberadaanya dibutuhkan untuk mengurangi biaya pertukaran, sedangkan perusahaan juga dapat dianggap sebagai kelembagaan yang memfasilitasi pertukaran yang saling menguntungkan.

Setidaknya terdapat empat  determinan penting dari biaya transaksi sebgai unit analisis :
1)                Apa yang disebut atribut perilaku dari setiap pelaku ekonomi (behavioral attributes of factors).
2)                 Sifat yang berkenaan dengan atribut dari transaksi, yaitu spesifitas aset,ketidakpastian, dan frekuensi.
3)       Hal-hal yang berkaitan dengan struktur kelola kegiatan ekonomi yaitu pasr, hybrid, hierarki, pengadilan,regulasi, birokrasi publik.
4)    Faktor yang berhubungan dengan aspek lingkungan kelembagaab yakni hukum kepemilikan , kontrak ,dan budaya.


Daftar Pustaka
Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan: Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta





#TUGAS4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar